TERJEBAK ATLAS WALI SONGO


Mohon serius "iki ora guyon", kata orang Jawa. "Benni agejek" kata orang Madura. Tenan ora guyon. Sejak kecil cerita Wali Songo bak mitos. Buku -buku dongeng Wali Songo, mudah ditemui di toko-toko buku kaki lima. Isinya juga berbeda-beda, namanya dongeng. Ya tho!

Tapi saat ini di tanganku, sudah 3 hari terakhir aq "methentheng" baca buku ini. Aku terpesona. Karya AGUS SUNYOTO ini memang dasyat. Di Indonesia mungkin hanya satu-satunya Sejarah Wali Songo, di tulis secara ilmiah. Dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya.

Jadilah buku ini menjadi pelarianku saat "guyuran tugas negara" usai. Sebagai orang awam, mana berani saya mengkritisi buku Atlas Wali Songo. Aku hanya guru pengampu bidang study sejarah Islam di MI. Wali Songo termasuk bagian dari materi sejarah , yang diajarkan di kelas 6. 

Tapi aku banyak berdecak " WOW ,baru tahu.

Pengaruh kerajaan Champa ( saat ini wilayah Vietnam) ternyata sangat kental di keseharian kita. Orang-orang Champa memanggil ibu dengan sebutan "mak". Memanggil orang yang lebih muda dengan sebutan "adhy". Memang anak laki-laki dengan sebutan "kachong".

Nah, ini masalahnya jika membaca hingga BAB 6 : Sunan Ampel, hal. 190. Kok saya merasa ada kemiripan. Rumah buyut saya, di Desa Labang, Madura, terhitung paling besar daripada rumah yang lain. Posisinya persis ditengah desa. Modelnya bernuansa China. Pintu gerbangnya model bulat , seluruh perabot dari jati, penuh ukiran. Mejanya  berhiaskan marmer tebal. 

Masih ingat betul, saat kecilku Mbah buyut kami, selalu sholat dan wudlu di samping langgar. Aroma badan mbah buyut harum bunga melati. Mbah berkulit putih bersih, bermata sipit. Pasti cantik dimasa mudanya.

Konon rumah kami dulu adalah padepokan. Ayah mbah buyut bernama Abdulloh . Dulunya seorang bupati. Sejak kecil, tiap pulang kampung , aku merasa istimewa. Penduduk desa seolah menyambut dan mengelu-elukan kami. Aku manggil ibuku "Mak". Anak laki-laki di desa kami di panggil."Kachong".

Nah, jangan-jangan ada darah CHAMPA mengalir di badanku? hm...

Masih terjebak di Atlas Wali Songo..

Komentar

  1. Memang asli mana ngge bu diyah? ,🤭 Bagus bu.. saya juga alumni SKI. Memang benar Walisongo belum tertulis secara ilmiah. Alhamdulillah kalau sudah ada buku yang menulis dg ilmiah..

    BalasHapus
  2. Menarik. Bu... Jadi ingin baca bukunya dan buku-buku lainnya.

    BalasHapus
  3. Ada bu Nu Afifah, yaitu ATLAS WALI SONGO, karya Agus Sunyoto...bagus, lengkap. Menjawab Moderasi Beragama

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMBONGKAR RAHASIA MENULIS HINGGA MENERBITKAN BUKU

MATSAMA 2021-2022 : TUNJUKAN TARING (Tangkas dan Ringkas) dan TAMANmu (Tanggungjawab dan Iman) MELALUI DARING.

MENULIS BUKU MAYOR DALAM SEMINGGU