AKSELERASI DIGITAL DUNIA PENDIDIKAN: HIKMAH DI ERA PANDEMI
Pandemi Covid-19 berdampak di berbagai bidang kehidupan. Termasuk sektor pendidikan, kegiatan belajar siswa berubah menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau pembelajaran daring (dalam jaringan ). Hal ini harus ditempuh, untuk memutus penyebaran virus Covid-19, keselamatan siswa dan guru, merupakan prioritas di era Pandemi. Mas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim sudah memberikan lampu hijau, sekolah tatap muka secara terbatas bisa dilakukan pada tahun ajaran baru bulan Juli 2021.
Namun ternyata justru memasuki tahun ajaran
baru 2021-2022, situasi pandemi semakin
memprihatinkan. Data secara nasional menunjukan bahwa sebanyak 3.166.505 korban
terpapar Covid 19. PPKM level 4 pun diterapkan di 95 kabupaten dan kota di Jawa
dan Bali ( Jawa Post, 26 Juli 2021). Lalu bagaimana dengan rencana Pembelajaran
Tatap Muka (PTM) yang selalu dihimbau
Mas Menteri untuk diterapkan di tahun ajaran baru ini?
Tidak
ada pilihan lain, pembelajaran daring tetap menjadi solusi. Tahun lalu mungkin
masa penyesuaian bagi siswa dan guru serta orang tua. Sebagian siswa bahkan
sangat sulit untuk diajak menggunakan aplikasi yang sedikit “rumit”. Di beberapa daerah di Indonesia,
memang masih menerapkan pembelajaran langsung. Guru harus mendatangi kelompok belajar skala kecil, penilaianpun
masih berbasis “paper”. Tentu saja tetap protocol kesehatan tetap dilaksanakan
. Kendala ekonomi atau sulitnya sinyal,
membuat daring bukanlah pilihan yang bijak. Namun sebagian besar daerah, khususnya Malang (
dimana penulis tinggal ) maka penggunaan media digital menjadi keniscayaan.
Sebagaimana kita ketahui bersama seorang guru
memiliki banyak peran. Sebagai organisator yakni sebagai pengajar dan pendidik,
mediator yakni memahami media pembelajaran, sebagai informator dan juga
kulminator (mengarahkan dan merancang proses belajar secara bertahap dari awal sampi akhir) serta
Evaluator yakni melakukan penilaian terhadap capaian pendidik. Maka seyogyanya guru bukan sekedar sebagai
mentor atau presenter. Sekedar menyampaikan informasi lalu selesei. Bukan hanya
sekedar itu. Namun harus mampu menjadi “Coach” artinya memiliki kemampuan untuk memandu siswa
dalam interaksi pembelajaran yang kreatif, tidak mendikte, sehingga siswa
tumbuh sesuai potensinya. Guru harus bisa membuka peluang agar siswa lebih
terbuka, “engage” serta dapat mendorong kemampuan siswa, sehingga siswa dapat
memunculkan potensi terbaik mereka.
Pertanyaannya adalah bagaimana itu semua bisa
diwujudkan dalam pembelajaran daring? Tentu bisa. Era daring guru dituntut
harus bersahabat dengan tekhnologi. Banyak sekali solusi media yang bisa
dipelajari guru. Tidak ada acara lain, media digital menjadi pilihan yang harus
dikuasai guru. Akselerasi Pembelajaran berbasis Digital menjadi hikmah luar
biasa bagi dunia pendidikan saat ini.
Merancang pendidikan daring yang menarik, menghadirkan kelas on line yang
mampu mencetak siswa menjadi inovator masa depan memang tidak mudah. Kelas
harus dirancang seperti suasana masa depan. Kalau tidak sekolah/ guru siapa
lagi yang mengajarkan itu semua kepada siswa? Jika saat tatap muka normal,
diskusi dan kolaborasi menjadi lumrah dilakukan. Maka saat daring, guru harus
mampu merancang media pembelajaran yang tetap mampu mengajak anak berpikir
kritis, kreatif namun tetap bisa dilakukan secara kolaborasi dalam suasana
diskusi yang terbuka.
Guru bisa memanfaatkan aplikasi meeting
virtual. Dulu awal pandemi, kita hanya mengetahui Zoom meeting, namun saat ini
pilihan sangat beragam. Sebut google meeting, webex dan yang lain. Dalam forum
virtual ini, siswa tetap bisa interaksi dengan teman dan berdiskusi secara
terbuka dengan guru. Bisa juga menggunakan
WhastAap group, atau memanfaatkan Google Classroom. Sehingga penugasan
atau diskusi via WhatsAap/ facebook bisa tetap terjadi, untuk mengawal proses
pembelajaran siswa.
Guru bisa memanfaatkan You tube dan blog, agar siswa mudah mengakses
materi setia[ saat dengan cara mudah. Saat ini banyak juga penyedia aplikasi pembelajaran
yang mudah dan sangat membantu proses daring. Yang paling terpenting adalah
tersedianya jaringan internet yang memadai. Indi Home menjadi solusi efektif
saat ini. Sehingga akses informasi dan pengetahuan tak terbatas dapat menjadi
referensi penting bagi guru dan siswa.
Sekolah dan guru juga bisa mempelajari aplikasi
pembelajaran yang mulai bermunculan,
menjawab tantangan akselerasi digital di dunia pendidikan saat ini, Telkomtelstra menawarkan TEAMS sebagai solusi.
“Didukung Microsoft, Teams memiliki sejumnalh fitur yang sepenuhnya mendukung
pembelajaran jarak jauh,” kata Agus F. Abdillah, Chief of Products And
Sercvices Officer Telkomtelstra.
Bisa juga mengimplementasikan aplikasi Pijar
Sekolah dari Telkom dalam proses belajar jarak jauh. Pijar merupakan layanan
aplikasi pembelajaran jarak jauh milik PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk
(Telkom) berbasis cloud yang saat ini menjadi solusi yang tepat untuk
diterapkan dimasa pandemi.
Pandemi memang menghajar dunia disegala sektor
kehidupan, namun Tuhan menciptakan manusia bersifat adaptif dan kreatif. Dunia
pendidikan justru tidak boleh merasa terpuruk dan pesimis. Justru harus lebih
kreatif dan pandai mengambil hikmah. Jika boleh berandai, Jika tidak ada
program daring, maka guru-guru dan siswa-siswa
Indonesia tidaklah secepat ini menguasai tekhnologi. Selamat Datang Dunia
Digital!
Wuih....keren..bahasa tingkat tinggi .....ini non fiksi Khan?
BalasHapusIya non fiksi jeng...
BalasHapusMantap bu
BalasHapusWoow..keren. hybrid learning
BalasHapus