LAUT DAN SAMPAH

 


Saat ini laut diperkirakan sudah menampung 150 juta ton sampah plastik dengan 250 ribu tonnya terfragmentasi menjadi 5 triliun potongan plastik. Laut diprediksi akan menampung 250 juta ton sampah plastik pada tahun 2050 (Gallo, 2018).

           Menyedihkan sekali bahkan, plastik dapat terfragmentasi dalam ukuran kecil yang memungkinkan  terkonsumsi oleh biota laut, bahkan oleh invetebrata ukuran kecil sekalipun. Sampah plastik, tidak hanya nampak di daratan juga di kedalaman 500 meter, bahkan dikedalam yang tidak terjamah manusia yakni 2000 meter.

            Bisa dikatakan saat ini kita hidup dengan sampah plastik yang tersebar ke seluruh alam. Juga lautan kita. Sehingga bisa dikatakan hampir mustahil memungut semua sampah itu, dan membuat laut kita bersih kembali.

            Namun, upaya tetap harus dilakukan. Kenapa?  Karena Indonesia merupakan negara dengan lautan yang sangat luas. Dua pertiga dari luas wilayah Indonesia merupakan wilayah perairan. United Nation Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) pada tahun 1982 melaporkan bahwa luas perairan Indonesia adalah 5,8 juta km2 dan didalamnya terdapat 27,2% dari seluruh spesies flora dan fauna di dunia. Berdasarkan data tersebut, penting untuk kita sadari bahwa kekayaan laut Indonesia merupakan kekayaan yang perlu dijaga, dilestarikan dan dikembangkan. Karena seperti yang kita tahu, laut memiliki banyak sekali fungsi, diantaranya transportasi, perikanan, pertambangan, rekreasi, pariwisata, pendidikan, penelitian, pertahanan dan keamanan, serta masih banyak lagi fungsi lainnya.

Namun, semua fungsi itu tidak akan berjalan dengan baik jika laut sudah tercemar. Baik tercemar bahan-bahan kimia, limbah pabrik atau samapah rumah tangga. Bahkan juga pencemaran dari bahan kimia untuk menangkap ikan.  

Tentu kita tidak bisa menjalankan perahu/kapal kita jika laut penuh dengan sampah. Mengonsumsi plastik dapat menyebabkan biota laut mengalami gangguan metabolisme, iritasi sistem pencernaan, hingga menyebabkan kematian Bisa dipastikan seluruh makhluk hidup di laut juga terancam kelangsungan hidupnya. Apalagi rekreasi dan pariwisata dalam kondisi laut tercemar. 

Pencemaran di laut tentulah tidak terlepas dari ulah tangan manusia yang berada jauh dari laut. Namun sayangnya, kebanyakan dari kita belum memahami dan menyadarinya dengan baik. Laut bukan hanya tanggung jawab masyarakat yang tinggal disekitarnya saja, namun juga tanggung jawab kita yang hidup cukup jauh dari lautan. Kenyataannya, banyak aktivitas yang kita lakukan yang dampaknya akan sampai ke lautan, salah satunya adalah penggunaan plastik yang menyebabkan tercemarnya lautan oleh sampah-sampah plastik. 

Menurut Asosiasi Industri Aromatik Olefin dan Plastik Indonesia (INAPLAS), konsumsi plastik nasional masih didominasi bentuk kemasan (65%). Selaras dengan data World Bank tahun 2017, komposisi sampah plastik yang ditemukan di laut Indonesia juga didominasi oleh kantung plastik sebanyak 52% dan plastik kemasan sebanyak 16% (Burhanuddin, 2017). 

Salah satu kegiatan penangan sampah adalah Bank Sampah. Definisi Bank Sampah menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse dan Recycle Melalui Bank Sampah adalah tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang dan/atau diguna ulang yang memiliki nilai ekonomi. Sistem ini akan menampung, memilah dan menyalurkan sampah bernilai ekonomi pada pasar sehingga masyarakat mendapat keuntungan ekonomi dari menabung sampah. Sistem ini pada akhirnya akan menekan volume sampah yang diangkut ke tempat pembuangan akhir.

Pada hari peringatan sampah, 21 Februari 2017 lalu, tema yang diambil Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) adalah “Melaksanakan Pengelolaan Sampah Terintegrasi dari Gunung, Sungai, Kota, Pantai, hingga Laut untuk Mewujudkan Indonesia Bersih Sampah 2020”. Indonesia Bebas Sampah 2020 merupakan program yang dicanangkan KLHK sejak tahun 2014 untuk mendorong semua elemen pemerintah dan masyarakat untuk lebih peduli terhadap sampah melalui pengembangan kegiatan reduce, reuse, recycle (3R).

APAKAH ITU reduce, reuse, recycle (3R).???

3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle sampai sekarang masih menjadi cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah dengan berbagai permasalahannya. Penerapan sistem 3R atau reuse, reduce, dan recycle menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah di samping mengolah sampah menjadi kompos atau memanfaatkan sampah menjadi sumber listrik (PLTSa; Pembangkit Listrik Tenaga Sampah). Justru pengelolaan sampah dengan sistem 3R (Reuse Reduce Recycle) dapat dilaksanakan oleh setiap orang dalam kegiatan sehari-hari.

3R terdiri atas reuse, reduce, dan recycle. 

Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya.

Reduceberarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.

Melakukan 3R (Reuse Reduce Recycle) Setiap Hari. Mengelola sampah dengan sistem 3R (Reuse Reduce Recycle) dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja (setiap hari), di mana saja, dan tanpa biaya. Yang dibutuhkan hanya sedikit waktu dan kepedulian kita.


Berikut adalah kegiatan 3R (Reuse Reduce Recycle) yang dapat dilakukan di rumah, sekolah, kantor, ataupun di tempat-tempat umum lainnya.


Contoh kegiatan reuse sehari-hari:

  • Pilihlah wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-ulang. Misalnya, pergunakan serbet dari kain dari pada menggunakan tissu, menggunakan baterai yang dapat di charge kembali.
  • Gunakan kembali wadah atau kemasan yang telah kosong untuk fungsi yang sama atau fungsi lainnya. Misalnya botol bekas minuman digunakan kembali menjadi tempat minyak goreng.
  • Gunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.
  • Gunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.
  • Gunakan email (surat elektronik) untuk berkirim surat.
  • Jual atau berikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan

Contoh kegiatan reduce sehari-hari:

  • Pilih produk dengan kemasan yang dapat didaur ulang.
  • Hindari memakai dan membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar.
  • Gunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bisa diisi ulang kembali).
  • Maksimumkan penggunaan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali.
  • Kurangi penggunaan bahan sekali pakai.
  • Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi.
  • Hindari membeli dan memakai barang-barang yang kurang perlu.

Contoh kegiatan recycle sehari-hari:

  • Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur ulang dan mudah terurai.
  • Olah sampah kertas menjadi kertas atau karton kembali.
  • Lakukan pengolahan sampah organic menjadi kompos.
  • Lakukan pengolahan sampah non organic menjadi barang yang bermanfaat.

3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle sebenarnya sederhana dapat dilakukan oleh siapa saja, di mana saja, dan kapan saja serta tidak membutuhkan biaya yang besar. Namun dari 3R yang sederhana ini bisa memberikan dampak yang signifikan bagi penanganan sampah yang sering menjadi permasalahan di sekitar kita

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMBONGKAR RAHASIA MENULIS HINGGA MENERBITKAN BUKU

MATSAMA 2021-2022 : TUNJUKAN TARING (Tangkas dan Ringkas) dan TAMANmu (Tanggungjawab dan Iman) MELALUI DARING.

MENULIS BUKU MAYOR DALAM SEMINGGU