MENJADI PENULIS BUKU MAYOR

 




Pertemuan ke -11

Tanggal  6 Agustus 2021

Nara Sumber         : Joko Irawan Mumpuni

Moderator              : Mr. Bams

Topik                      : MENJADI PENULIS BUKU MAYOR

Malam ini unik. Mengapa? belum pernah saya menjumpai moderator yang unik dan khas, berani berbeda seoerti Mr. Bams. Memberi motivasi, memberberi jeda bahkan menghibur. Salut Mr. Bams.

Pertemuan ke -11 menghadirkan sosok yang rendah hati, padahal jabatannya luar biasa. Beliau adalah  Bapak Joko Irawan Mumpuni. Berikut Profile beliau. 


Pak Joko Irawan, Direktur Pernerbitan di Penerbit Andi, selama 20 tahun beliau  menghidupi dunia penerbitan, penulisan dan aktif di asosiasi penerbit di Indonesia membuat Pak Joko  selalu bersemngat jika diajak berdiskusi seputaran Peberbitan dan penulisan buku.

 Pertanyaan yang paling sering ditanyakan ke Pak Joko adalah apa syaratnya agar tulisan kita bisa diterbitkan oleh penebit mayor?

Kriteria penerbit Mayor itu apa sih, lalu apa bedanya dengan penerbit minor atau penerbit Indie yang mulai banyak bermunculan akhir-akhir ini?

Memang wajar pertanyaan tersbut, mengingat peserta memang baru penulis pemula. Untuk itu Pak Joko memaparkan :

Sebelum teknologi informasi berkembang pesat seperti sekarang ini; orang hanya mengenal penerbit Mayor dan penerbit Minor, masing-masing punya pendapat masing-masing apa yang membedakan penerbit mayor dan penerbit minor. Namun semua pendapat itu merujuk pada satu kesimpulan yang pasti yaitu Jumlah terbitan buku pertahun penerbit mayor jauh lebih banyak dibanding penerbit minor. berapa jumlahnya? masing-masing punya pendapat sendiri.

Mengapa penulis merasa lebih bangga jika karyanya diterbitkan oleh penerbit mayor? Tentunya naskah karyanya akan dikelola lebih profesional, penerbit mayor biasanya punya fasiliatas lebih baik, modal, percetakan, SDM juag jaringan pemasaran yang lebih luas.

Muncul lagi pertanyaan, naskah buku

Tentunya adalah semua naskah buku yang bisa dijadikan buku lalu laris dijual. Berikut ini adalah pengelompokan buku yang bisa dijual dipasaran:isa masuk diterima diterbitkan oleh penerbit mayor harus melalui sleksi dengan tingkat persaingan yang sangat mat ketat. Contoh di Penerbit ANDI, tiap bulan naskah yang masuk bisa sampai 300 sd 500 naskah dan yang diterbitkan hanya 50 sd 60 judul saja. tentunya sisanya dikembalikan ke penulis atau DITOLAK>

Karena begitu sulitnya menembus penerbit profesional baik yang penerbit minor apalagi penerbit mayor, maka para penulis ada yang menerbitkan karyanya sendiri yang saat ini penerbit seperti ini kitas sebut dengan Penerbit Indie.

Naskah buku seperti apa yang bisa diterima dan diterbitkan oleh Penerbit Profesional seperti penerbit ANDI?. Tentunya adalah semua naskah buku yang bisa dijadikan buku lalu laris dijual. Berikut ini adalah pengelompokan buku yang bisa dijual dipasaran:


Untuk mudah dipahami, Pak Joko memaparkan bahwa  Kelompok besar buku dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok buku teks dan kelompok buku non teks, Buku tels adalah buku yang digunakan olah mahsiswa atau siswa dalam proses pembelajaran. Ditingkat sekolah disebut buku pelajaran disngkat BUPEL sedangkan untuk kelompok mahasiswa disebut buku perguruan tinggi disingkat PERTI.
Sedangkan buku non teks adalah sebaaliknya dan cenderung disebuat sebagai buku-buku populer karena memang kontennya berupa apa saja yang populer dan dibutuhkan oleh masyarakat.
Berikut contoh buku non teks 



Namun dalam prakteknya pemakaian buku oleh pembacanya tidak lagi terbagi-bagi menurut kelompok-kelompok tadi, apapun buku yang dibaca bisa dijadikan referensi untuk praktek kehidupan sehari hari maupun dalam rangka mendapatkan jennang akdemik yang lebih tinggi.
 
Perlu digarisbawahi  bahwa 
Penerbit adalah lembaga profitable yang mencari keuntungan untuk bertahan hidup dan berkembang sehingga karyawan sejahtera, komsumen puas dalam jangka waktu yg tidak terbatas. oleh karena itu Penerbit boleh dikatakan industri. Naskah yang masuk pun akan dianggap sebagai bahan baku output industri, jika bahan baku bagus maka akan menghasilkan produk yang bagus pula. Oleh karena itu para penulis dan calon penulis harus paham cara berfikir industri penerbitan agar naskah tidak ditolak.

Berikut gambaran industri penerbitan secara lengkap, namun jika disedrhanakan akan menjadi seperti ini.:

Secara sederhana adalah sebagai berikut :

Kalau kita cermati, naskah memang ibarat prosuk yang akan dioalh oleh penerbit. Tentu penerbt akan memilih bahan yang bagus, agar dapat disalurkan dan diterima secara baik oleh konsumen. Timbul pertanyaan, bagaimana agar buku kita diterima di penerbit Mayor?
Bagan di atas, sangat emmabntu pemahaman kita, Tentu yang diterima oleh pasar adalah tema populer, penulisapun populer. Karena itu pemilihan tema menjadi sangat penting. Buat saya kesampingkan saja penulis populer, Tokh semua berproses. Yang populer dulu awalnya juga tidak popuer. 
Jadi cari tema yang tepat. Contoh buku tenatang batu akik, saat ini sudah tidak lagi relevan. 
Kita perhatikan grafik berikut :


Tema  yang memiliki trend yang baik bisa dilihat dari grafiknya ; selalu tinggi, stabil dan tidak pernah menyentuh titik NOl.. Jadi cari tema yang trend. Bahkan kalau bisa yang bisa selalu di terima. Jika tema telah bagus, penerbit akan mengecek REPUTASI penulisnya, salah satu dapat ditelusuri dari Google Schoolar
 :


Selanjutnya  inilah dasar / pertimbangan penerbit dalam menentukan oplah atau jumlah cetak, 

Penerbit akan menentukan oplah tinggi jika buku itu dinilai mempunyai market lebar dan lifesycle panjang. Life cycle panjang artinya buku itu akan tetpa relevan dimasa yang akan datang dalam waktu yang panjang.

Lalu bagi penulis itu sendiri, apa saja yang bisa diraih? apa hanya sekedar kebanggan?


1. Penulia akan merasakan kepuasan batin tersendiri.

2. reputasi

3. karir yang semakin baik

4. uang.

Sekarang termasuk  kategori apakah kita?  PENULIS IDEALIS (tidak butuh uang) atau PENULIS INDUSTRIALIS (yang harus mendapatkan uang saat menulis) hehe?


 Tentu yang disukai penerbiat adalah kwadran kanan atas yaitu IDEALIS sekaligus INDUSTRIALIS. 

Ayo semangat menulis . Camkan nasehat luarbiasa ini :



خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

Sebaik-baik manusia adalah orang paling bermanfaat bagi orang lain.

(Riwayat Ibn Hibban)

Malang, 8 Agustus 2021

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGATASI WRITER'S BLOCK

MATSAMA 2021-2022 : TUNJUKAN TARING (Tangkas dan Ringkas) dan TAMANmu (Tanggungjawab dan Iman) MELALUI DARING.

MEMBONGKAR RAHASIA MENULIS HINGGA MENERBITKAN BUKU