KIAT MENULIS CERITA FIKSI


PERTEMUAN KE-13, 9 Agustus 2021

Pemateri              : Sudomo, S, Pt.

Moderator            : Aam Nurhasanah

Topik                    : Kiat Menulis Cerita Fiksi

BIODATA NARA SUMBER.

PAHAMI ILMUnya  ADIN!!

"Gagal lagi Din?" sebuah suara membuyarkan lamunanku. Aku hafal betul suara itu, sahabatku sejak kami berdua kuliah di kampus tua di Surabaya ini. Entah bagaimana ceritanya, aku dan Ika terus akrab, sejak awal OSPEK , kami akrab begitu saja. Ika kecil, mungil bahkan . Sekilas orang akan mengira dia siswa SMP. Aku gagah, tinggi besar, cenderung gendut.

"Sudahlah gak usah di pikir, tulis lagi!". Nih aku punya beberap kita yang mungkin bagus untuk kamu baca. belajar dulu mbak bro, sebelum nulis." Ika menyodorkan buku bersampul biru,  bergambar pena karikatur. Aku terima dengan antusias, aku percaya Ika, tanpa ragu. Tubuhnya boleh mini, tapi otaknya man! cerdas. 

Tanpa aku minta dia terus nyerocos. Gayanya mbak ibu Dosen Sisca, dosen paling kiler dikampus. 

"Pertama, kamu harus punya alasan kuat. Mengapa  kamu nulis fiksi? Ini penting karena menjadi dasar bagi  untuk belajar menulis fiksi. Kalau kelak jadi guru, alasan utama adalah salah satu materi dalam tes Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)  adalah Teks Literasi Fiksi. Artinya saat ini kita sebagai guru harus bisa menulis fiksi. Tujuannya agar mudah menyediakan soal latihan bagi murid kita."

"Waduh, masih 2 tahun lagi kita lulus, non! aku juga tidak yakin , janghan-jangan molor nih," sahutku mencoba berseloroh. 

Tapi Ika tetap serius , tidak peduli dia, busyet!

"Alasan berikutnya adalah dengan menulis fiksi akan bermanfaat dalam pengembangan profesi kita. Kita ini calon gurukan?  Kumpulan cerita fiksi bisa dibukukan sebagai syarat kenaikan pangkat. Novel termasuk kategori karya seni kompleks. Kumpulan cerpen bisa termasuk kategori karya seni sederhana. Kamu ngotot pingin jadi ASN bukan? dengerin!" suara cempreng Ika, membuat aku melongo. Nih, anak serius bener!

"Kedua, syarat menulis fiksi,  yaitu komitmen, riset, membaca karya fiksi, mempelajari KBBI dan PUEBI, memahami dasar menulis fiksi, dan menjaga konsistensi menulis fiksi. Ketiga, bentuk-bentuk cerita fiksi, yaitu fiksimini, flash fiction, pentigraf, cerpen, prosa, novela, dan novel."

"Sebentar , sebentar non! Apa perbedaan jenis-jenis fiksi itu? apa  terletak pada kompleksitas konflik cerita. Apa pada  batasan kata atau  batasan paragraf?"  sahutku, mulai penasaran.

"Yup, tepat sekali! aku lanjutkan . Keempat, unsur-unsur pembentuk cerita fiksi, yaitu tema, premis, alur/plot, penokohan, latar/setting, dan sudut pandang. Dari sekian unsur ada premis yang mungkin baru bagi Bapak/Ibu."

 "Menurut kamu , apa itu premis?" tanyaku, sumpah aku heran Ika kok bisa sedasyat ini, tahu tentang dunia fiksi. Aku kira justru aku yang lebih tahu.

"Premis adalah ringkasan cerita dalam satu kalimat. Terdiri dari karakter, tujuan tokoh, rintangan/halangan, dan resolusi"

Sesaat Ika menuliskan sesuatu di kertas," Nih baca!"

Sontak mataku langsung membaca tulisan cepat nan rapi .

Seorang anak memiliki kemampuan sihir bersekolah di sekolah sihir yang harus melawan penyihir jahat demi kedamaian bumi.

"Dengerin, aku jabarkan !"

karakter: anak

tujuan tokoh: kedamaian bumi

rintangan: melawan penyihir jahat

resolusi: belajar sihir

"Nih, yang paling penting !" Ika serius memandang mataku tajam. Aku pasrah, seperti anak TK menunggu bimbi9ngan gurunya.

" Kuatkan niatmu,motivasi diri memulai dan menyelesaikan tulisan. Baca tuh  karya orang lain, bahan referensi, gaya bercerita, menambah diksi.  Tentukan dan sesuaikan Ide dan Genre, terkait mencatat ide dan pilihan genre yang disukai dan dikuasai.  Buatlah Outline,  kerangka tulisan berdasarkan unsur-unsur pembentuk cerita fiksi." 

Aku diam, tanganku reflek mengeluarkan nota kecil. Aku catat apa yang diomongin Ika. Melihat itu Ika semakin semangat. 

"So perhatikan saat kamu menulis. Seperti  membuka  cerita, mengenalkan tokoh, menguatkan konflik, menggunakan pertimbangan logika cerita, susunan kalimat pendek dan jelas, pilihan kata, teknik show don't tell, dan ending yang baik." 

Aku ambil gawaiku, tekan rekam. Ika tidak peduli. 

" Terakhir , perhatikan swasunting, dilakukan setelah selesai menulis, jangan menyunting sambil menulis, fokus penyuntingan pada kesalahan penulisan, ejaan, kata baku, aturan penulisan, dan logika cerita. Selain itu harus kejam pada tulisan sendiri. Terakhir adalah berpegangan pada KBBI dan PUEBI. Pertanyaanku, sudah kamu lakuin gak?"  Ika berdiri sambil berkacak pinggang, lucu. Tingginya persis dengan kepalaku. padahal aku lagi duduk . 

"Enggak sih, aku nulis saja sesukaku," jawabku sambil menggaruk- kepalaku yang tidak gatal. 

"Bikin cerpen lagi, gih! kali yang bener!" Ika berjalan santai, membiarkan aku yang termangu, ditanganku ada hampir 22  lembar  kertas "Kiat Menulis Cerita Fiksi". Aku buka satu persatu, "Tuhan ternyata aku punya teman yang dasyat."


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGATASI WRITER'S BLOCK

MATSAMA 2021-2022 : TUNJUKAN TARING (Tangkas dan Ringkas) dan TAMANmu (Tanggungjawab dan Iman) MELALUI DARING.

MEMBONGKAR RAHASIA MENULIS HINGGA MENERBITKAN BUKU