Pak Edy sudah mengelola penerbitan dari tahun 2001 sehingga genap 20 tahun berkecimpung di dunia produksi buku. Sebelumnya beliau adalah penulis lepas yang hidup dari menulis buku, hal ini menjawab pertanyaan beberapa calon penulis, apakah bisa hidup dari menulis buku.
Lebih lanjut Pak Edy memaparkan bahwa Penulis dan penerbit telah dilindungu undang-undang secara penuh sejak terbitnya UU no 3 Tahun 2017 yag diikuti oleh Peraturan Dakan UU no3 dijelaskan dengan detail bagaimana proses industri penerbitan dan unsur-unsur yang ada di dalamnya. Diatur dengan detail dan kemudin disempurnakan dengan PP No 75 yang lebih detail mengatur proses membuat naskah hingga menyebarluaskannya.
Saran Pak Edy kepada bapak ibu calon penulis adalah "Apabila bapak-ibu sekalian ingin menjadi penulis, ada baiknya bapak ibu pelajari dengan seksama pada peraturan pemerintah no 75 tersebut, karena dengan PP ini proses penerbitan buku akan mejadi lebih cepat.
Dengan memahami PP no. 75 tersebut penulis akan memahami secara detil bagaimana mengajukan naskah hingga bagaimana penerbit dalam mengelola naskah menjadi buku.
Kemudian Pak Edy memaparkan Kali ini kita akan banyak membahas tentang bagaimana penerbit mayor dalam mengelola naskah untuk dapat disebarluaskan di outlet-outlet yang menjadi sumber pendapatannya.
"Pembagian penerbit mayor dan minor sebenarnya tidak ada dalam Undang-undang perbukuan no 3 tersebut. Jadi ini hanya pembagian yang secara alamiah terjadi, dimana penerbit mayor tentu mempunyai jumlah produksi yang lebih tinggi dibanding dengan penerbit minor. Lalu oleh Perpustakaan nasional, kemudian digolongkan kedalam penerbit yang berproduksi ribuan dan ratusan yang terlihat dalam pembagian ISBN yang dikeluarkannya."
Mencermati penjelasan Pak Edy, tentu ada sedikit pencerahan. bahwa penerbit Mayor sangat besar omzetnya. dan juga ada perbedaan disisi pemasarannya. Ada yang mampu secara nasional ada yang hanya skala reguler saja.
Kemendikbud DIKTI ternyata juga mensyaratkan bahwa terbitan buku harus menyebar secara skala nasional. Penerbit besar, tentu sudah lazim memiliki jangkauan yang berskala nasional tapi tidak bagi penerbit minor.
Selanjutnya Pak Edy, memaparkan bahwa situasi Pandemi amat sangat berpengaruh pada jaringan pemasaran buku. Bahkan toko buku sebesar Gramedia, harus menurun omzetnya sebesar 80-90%. Apalagi masa diberlakukannya PPKM. Maka karena berbagai protokoler dan menekan penularan virus -19. Maka penutupan outlet-outlet besar tidak bisa di hindari.
Namun berita gembiranya adalah dimasa pandemi ternyata naskah mengalir cukup baik.Mungkin karena banyak calon penulis yang melakukan WFH sehingga banyak waktu untuk melakukan penulisan naskah buku. Tuntutan untuk tetap produktif kepada para pengajar baik guru maupun dosen, menjadikan laju naskah baru masih tetap terjaga dengan baik. Yang menjadi kendala adalah justru dipengolahan naskah, mulai dari editorial, setting perwajahan dan kover hingga produksi buku cetak.
Namun tetap ada kendala pada produk buku fisik, yang berbenturan dengan kebijakan pemerintah. Saat ini banyak buku digital pengganti buku fisik. Maka identifikasi tema buku menjadi sangat penting saat keadaan chaos seperti ini.
Pak Edy menuturkan bahwa tema-tema yang upto date mengenai virus corona, telah kami tebar ke penulis-penulis kami sebelumnya, sehingga dengan cepat kami mendapatkan bahan-bahan buku-buku yang berkaitan dengan virus dengan cepat.
Kesiapan penulis, dalam menuliskan materi dalam sebuah buku menjadikan tantangan tersendiri, mengingat bahan-bahan sumber rujukan masih belum tersedia dengan mudah. Kami mempunyai database penulis yang cukup baik, sehingga dengan cepat kita mengidentifikasi siapa penulis yang berkompeten di bidang ini, Dan dengan cepat kita meramu materi, kemudian kita launch, dan beruntung mendapatkan sambutan yang baik.
Kesimpulannya adalah kesiapan penulis dalam updating materi tulisannya adalah menjadi mutlak diperlukan untuk dapat ditawarkan hasil tulisannya tersebut ke penerbit.
Jadi produksi buku fisik disesuaikan dengan kondisi pasar. Hal ini berarti memberi kesempatan kepada calon penulis baru untuk masuk dalam dunia penulis, menjad i bagian dari era baru. Yakni produksi buku disesuaikan dengan keinginan pasar.
Misal: Mencetak buku antara 10-300, jadi cenderung mengikuti komunitas penulisnya sendiri.
Di samping itu, penjualan online cukup membantu untuk tetap menjaga cash flow dan yang paling penting kita mencoba untuk memproduksi buku dalam bentuk digital atau e-book supaya kesempatan untuk terbit menjadi lebih luas.
Dengan buku digital, buku tetap bisa terbit, walaupun tanpa proses cetak
Berikut adalah trik dari Pak Edy agar buku segera terbit :
1. Melakukan editing mandiri dari sisi penulis, sehingga akan sangat membantu dalam proses editorial di sisi penerbit.
2. Tulisan harus Baik dan Unik, baik dalam arti pemilihan tema yang menarik dan yang paling penting adalah unik, karena mempunyai hal yang berbeda dengan yang lain dan mempunai nilai kebaruan.
3. Kekurangan penerbit mayor adalah banyaknya naskah yang masuk, sehingga waktu seleksi dan produksi terbebani dengan antrian yang sangat banyak. Untuk dapat deal dengan cepat, semua penerbit mayor akan sangat tertarik jika penulis mempunyai captive market sendiri. Seperti penulis yang mempunyai massa (guru, dosen, penggiat, artis) menjadi magnet yang cukup menarik untuk dapat diterbitkan karyanya.
4. Buku sebaiknya sudah diputuskan formatnya oleh penulis, dalam arti penulis sudah mempunyai bayangan ukuran buku, ketebalan, dan siapa pembacanya.
5. Struktur buku yang baik, juga sangat menarik editorial untuk memutuskan diterbitkan atau tidak sebuah buku. Dengan struktur buku yang baik, tentu akan memudahkan naskah untuk diolah secara optimal.
6. Tulisan mempunyai tema yang up to date atau mempunyai nilai kebaruan yang baik.
7. Trik utama adalah gandeng penulis lain untuk memroduksi buku. Skala kecil dahulu tidak ada masalah, yang penting captive market bisa dijadikan tumpuan awal. Tulis berbarengan, sehingga pembiayaan buku menjadi lebih ringan, kemudian usulkan proposal naskah ke penerbit, dengan menawarkan captive market tersebut.
8. Cari tema-teman yang belum banyak dilirik oleh penulis, namun dibutuhkan pasar. Kreatifitas penulis adalah kuncinya. Semakin menarik tema tersebut diolah, penerbit akan semakin tertarik untuk menerbitkannya. Sebaiknya diperkaya dengan media-media yang lain sehingga memperkuat posisi buku tersebut.
Sedangkan untuk waktu penerbitan buku rerata antrian: Penilaian 3 minggu, Editorial 3 Minggu, Setting Perwajahan dalam buku paralel dengan Cover buku 3 minggu, Proses cetak 3 minggu, dan terakhir distribusi 1- 2 bulan.
Penerbit Andi memiliki editor khusus untuk bahasa Inggris ( jika dibutuhkan ) walaupun editorial yang dilakukan adalah hanya dari segi kebahasaan dan struktur buku.
Sebaiknya diingat Pesan Pak Edy:
"Penerbit buku hanya perantara saja. Semua tergantung penulis, sehingga posisi penulis sangat vital sekali dalam mengahasilkan sebuah buku. Sehingga sebagai penulis pemula pun, kepercayaan diri harus mulai diasah, dengan menghasilkan karya terbaik."
Inna ma Al ysri Yusro
BalasHapusItu pasti.
Resume hbt n lengkap. Kren
Usri
BalasHapusclosing yang mematik ..jadi tambah semangat
BalasHapusResume yang lengkap. Kerrn
BalasHapusMantap bu poin2nya... sangat informatif
BalasHapusKomplit plot...kok bisa cepet yha....hebat euy...👍
BalasHapusLengkap sudah ini resumenya
BalasHapusruntut ,lengkap,cantik...😊👍👍
BalasHapusKomplit
BalasHapusBagus dan tertata
BalasHapusKomplit dan keren deh. Suka.
BalasHapus