RENUNGAN DIRI
Bumbu telah teracik, sayur siap di potong. Tanganku mengupas cepat udang dan ikan baronang. Beruntung tadi dapat harga agak miring. Sayur lodeh matang, tinggal goreng tempe dan udang. Ikan aku sisihkan untuk nanti malam. Kedatang anak laki-laki yang bekerja di Gresik, selalu membuat aku ingin memasak sedikit istimewa. Sementara tanganku terus bergerak mencuci perabot sisa masak. sambil terus cek cucian di mesin cuci. Semalam dua kamar, aku ganti sprei dan selimut. Telingaku terus mendengarkan suara anak-anakku yang bergerak menjalankan tugas mereka masing-masing. Anak gadisku masih olahraga sebentar, yang lain sudah bergerak. Menyapu, menyiram, sebagian ada yang menata ini itu.
Oh ya, ciri khas emak-emak di hari minggu tentu masih terdengan lho!
"Adek jangan lupa keramas !
"Mbak Cantik, siram tanaman in door ya. Sedikit air saja, habis itu menyapu ya cantik !"
"Ayo mas , buang sampahnya. Hari ini nyuci sepeda next ya? "
Badanku memang di dapur. Tapi pikiranku melayang penuh ke seantero rumah. Di sisi lain tugas edit dan nulis naskah terus bergelayut di pikiranku. Semalam beberap naskah pemenang lomba bulan bahasa di sekolah sudah aku pilih. Semalam aku berhenti tepat di pukul 23.20. (WIB) Membaca buku 20 menit. melayang ke dunia mimpi.
Tepat 7.80. Mbak cantik ikut kakanya keluar, bungsu ikut ayahnya silaturahim ke tetangga kami yang pindah rumah. Aku buka laptop , lanjut menarikan jemariku di atas lap top. Buku antologi ke-2 guru MI Khadijah sudah fix, tinggal kata pengantar. Semoga bapak Kasi Penma berkenan. Pemenang lomba menulis cerpen, sudah aku kantongi 3 nama penulis favorit. Namun sesaat setelah mengirim naskah ke bu pimred majalah sekolah Kharisma. Mendadak aku klik group menulis WIMP. Ada postingan tulisan bapak dosen dari Tulungagung, penulis puluhan buku, ratusan artikel dan jurnal . Bapak Ngainum Naim. Salah satu nara sumber di group menulis PGRI.
Dan inilah, aku tergerak menuliskan dan berbagi rasa untuk pembaca semua. Sebagai guru di era milinea ini, dituntut berpikir visioner, memiliki idealisme yang kuat, memiliki konsep briliant dan siap berdebu, bertanah hingga berdarah, untuk menjadi pelaksananya. Waah! sebegitunya? serius. Lah yang kita bangun kan manusia bukan benda. Guru sedang membangun peradaban masa depan.
Aku tergelitik sekaligus ngaca diri?? aku tipe yang mana ?
Coba kita simak ulasan Dr. Ngainum Naim, yang sedikit sudah saya ringkas.
Ada 3 tipe Guru menurut Dr. Ngainum Naim
1️⃣Tipe guru inspiratif adalah guru yang tidak hanya memenuhi target kurikulum semata melainkan juga memberikan nilai lain bagi para siswanya. Nilai ini adalah inspirasi yang penuh arti. Aspek inilah yang membuat guru dikenang oleh para siswanya sepanjang masa.
2️⃣Tipe kedua adalah guru yang dikenang oleh para siswanya bukan karena aspek yang positif melainkan karena aspek yang negatif. Kenangan ini begitu menyakitkan. Tidak jarang kenangan ini bermetamorfosis menjadi kebencian, bahkan dendam. ( ucapan kasar, pukulan, hinaan,pilih kasih dll)
3️⃣Tipe ketiga adalah guru yang pernah mengajar secara biasa dan akhirnya para muridnya lupa. Tidak ada yang istimewa dalam prosesnya mengajar. Standar saja. Ia hanya mengajar berdasarkan tuntutan pokok profesinya. Tidak ada perhatian terhadap pengembangan potensi para siswanya. Ia juga tidak membangun kultur dialogis, kedekatan emosional, dan nilai-nilai positif lainnya.Mudah dilupakan siswa.
KIRA-KIRA, Tipe guru macam apa kita????
Ibu yang multitasking ini menikmati hari Ahadnya dengan ceria.
BalasHapusTerimakasih bunda Kanjeng...diksinya bunda merubah sisi pandang saya...🙏
BalasHapusLuar biasa....kesibukan yang menyenangkan...kerjasama yang baik. 👍
BalasHapusMbok'e gak boleh ngaso bu Ewi 😀😀
BalasHapusbu Diah no. 1
BalasHapusInspiratif