SEMOGA SUDAH CUKUP

 

Keresahanku sedikit terobati, Qadarulloh, kesibukan Bu Wiwit dan Pak Fatah , membuka  peluang untuk bisa tatap muka dengan kelas 6 meski hanya virtual . Alhamdulillah 80% hadir. Jadilah aku menggantikan kedua guru hebat, wali kelas 6 itu, menyampaikan materi Daurah Ramadhan di kelas 6. 

Memang semua jenjang kelas adalah penting. Namun tidaklah bisa di pungkiri, bahwa kelas 6 merupakan ujung tombak keberhasilan sebuah proses belajar. 

Itulah sebabnya semua pengajar di kelas 6, sejak awal sudah merapatkan barisan, menyamakan visi dan misi, menguatkan komitmen dan terus menerus bahu membahu. Tidak hanya itu sharing dan charing tentang ilmu, apakah model / metode pembelajaran, pembuatan soal hingga penggunaan media secara maksimal. Misinya sama, agar anak-anak lulus dengan membanggakan. Agar anak-anak lulus dengan bekal ilmu yang LEBIH DARI CUKUP untuk tingkat Madrasah Ibtidaiyah.

Aku sendiri sebagai guru PAI di kelas 6, berharap anak-anak lulus dengan bekal Aqidah yang kuat, beribadah sesuai tuntunan FIKIH, hingga berakhlak Qur'an dan sesuai sunah 

Sayangnya Pandemi membatasi hampir 60 %, action kami. Pembelajaran Daring tidak semaksimal on line. Maka jadilah kami sekarang di ujung kelulusan , kami resah. Aku guru PAI di sekolah unggulan MI KHADIJAH Malang, resah. 

Namun semua Qadarulloh, berbagai peluang seperti di buka. Sebut saja saat menggantikan wali kelas mengajarkan materi Daurah Ramadhan. Bagiku ini peluang emas , untuk berdiskusi dengan anak-anak. Mencoba menanamkan pesan-pesan tajam, yang semoga jadi bekal hidup mereka 

Aku buka zoom dengan sapa,salam dan sedikit ice breaking untuk meraih konsentrasi dan minat mereka. Aku berusaha menghadirkan hati dan diriku sepenuhnya, agar anak-anak merasakan, betapa aku berharap mereka memahami plus beruasaha amalkan ilmu yang aku sampaikan. Agar mereka fokus ,sungguh-sungguh. semoga   1 jam Zoom Meeting ini berkesan dan bisa jadi bekal kehidupan mereka. 

Aku lanjutkan dengan memancing pertanyaan seputar puasa. 

"Masih puasa nak? "

"Senang puasa?", 

"Ah, bohong. Puasakan lapar dan haus kok bisa senang?"

Berbagai jawaban mereka lontarkan. Mereka berusaha menyusun argumentasi, menjawab pertanyaan demi pertanyaanku.

Dalam hati, terselip rasa bangga. Alhamdulillah, murid-muridku paham bahwa taat itu  tidak boleh karena emak atau tidak enak. Suka atau tidak suka. 

Aku lanjutkan dengan materi Berita Gembira bagi hamba yang puasa. Sekilas aku baca di chat, bagaimana kita dapat merasakan berita gembira itu. Merasakan hasil pahala kita? 

Aku tutup kegiatan Zoom, dengan komitmen bersama. Masing-masing anak wajib ngetik di chat, "Alhamdulillah ( sebut nama) sudah paham dan siap untuk amal soleh"

Semoga terus ada kesempatan kajian , sebelum kalian lulus nak!

Alhamdulillah, kesempatan itu masih ada. Dalam kajian khusus kelas 6 , Daurah Ramadhan 1442. 

Tak akan aku, sia-siakan kesempatan ini. Yuk , kita diskusi lagi nak !






Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGATASI WRITER'S BLOCK

MATSAMA 2021-2022 : TUNJUKAN TARING (Tangkas dan Ringkas) dan TAMANmu (Tanggungjawab dan Iman) MELALUI DARING.

MEMBONGKAR RAHASIA MENULIS HINGGA MENERBITKAN BUKU