KOK GAK PAKAI HIJAB????


 PTM  hari ke 4 dan ke 5 , giliran kelas 4 dan kelas 5.  Dibandingkan  hari pertama dan kedua. Tentu anak-anak lebih mudah diarahkan, disamping secara tekhnik sudah disampaikan lewat group wa kelas. Juga mereka sudah lebih dewasa. 

Hari aku berkesempatan menggantikan posisi Bu Aini, guru Bahasa Arab dimadrasah kami. Tekhnik perkelas 15 anak, dengan ketentuan jaga jarak. Maka tiap kelas dipecah menjadi 2 kelas. Otomatis tiap kelas harus ada 2 guru yang mengajar. Satu kelas diajar oleh wali kelas. yang lainnya oleh guru mapel. Sebagai guru mapel Bahasa Arab, Bu Aini mengajar setiap hari hampir selama PTM. Untunglah kebijakan Pak Yono, walikelas 4B, menggantikan posisi Bu Aini dengan aku. Kebetulan aku juga mengajar Sejarah Kebudayaan Islam di kelas 4B.

Jika di kelas 1-3, hanya sebagian kecil anak yang memakai baju busana muslim, karena seragam sudah tidak muat. Dikelas 4 PTM hari ke-4 , hampir sebagian besar anak menggunkan busana muslim bebas. Hanya sedikit yang berseragam, itupun dalam kondisi seragamnya kependekan panjang rok/celananya. Kesempitan bajunya. Ada seorang anak putri, aku lihat berjalan dengan pincang.  "Lho kok jalannya gitu sayang?" tanyaku heran. Dia tersenyum malu tidak berkata apapun. "Apa sepatunya kesempitan sayang?"tanyaku lagi. Dia menjawab  lirih "iya bu?".  Nah! Anadaikata dia memakai sepatu sandal atau memakai sandal sekalipun, tentu pihak sekolah tidak akan mengenakan sanksi. Kondisi Pandemi ini, memang banyak berdampak pada bidang ekonomi. 

PTM hari ke 5, beberapa bapak guru heran, ada anak berambut panjang berjalan melewati para guru. Sesudah cek suhu dan cuci tangan dia berjalan menuju ruang kelas. Seorang guru nampak terheran-heran "lho kok ada anak madrasah tidak memakai hijab?". Segera didekati anak tersebut, bersiap-siap menegur. Bila perlu menegur dengan serius dan keras! Ini tidak main-main, wajib memakai busana muslim, menutup aurat adalah aturan sekolah Madrasah Ibtidaiyah Khadijah. Pasti seluruh madrasah di Indonesia mewajibkan menutup aurat. Usut punya usut . Setelah di dekati , eh ternyata dia anak laki-laki. Ha..ha..ha... Begitu ketatnya orang tua menjaga si buah hati, hingga potong rambutpun tertunda. Bisa dibayangkan kalau anak laki-laki  setahun tidak potong rambut.

terlalu lama tidak bertemu anak-anak, guru-guru sudah tidak mengenali lagi siswanya. Sebagian ada yang bertambah tinggi. Ada yang bertambah tinggi dan gendut. Apalagi m yang memakai busana muslim bebas, mereka nampak seperti anak SMP. Para guru jadi sering keliru memanggil nama. 

Pukul 7.30. saat jam pelajaran dimulai Beberapa anak bahkan hadir sebelum pukul 7.00. Mungkin mereka sudah sangat kangen sekolah. Satu demi satu siswa masuk ruang kelas, setelah cek suhu badan dan cuci tangan, mereka  mencari bangku sesuai dengan nomer absen. Mereka duduk berjauhan satu sama lain. Aku sendiri, mengajar di kelas 4B-2.  Siap  di rmeja guru, memakai masker , sarung tangan lengkap dengan faceshield. Sambil menyiapkan laptop, mike kelas, aku benahi alat-alat penunjang mengajarku.  Sesaat aku sadar kok tidak suara celotehan siswa. padahal sudah ada 10 anak yang hadir. Mereka duduk diam...yam di kursi masing-masing. Tidak saling menyapa, tidak saling memangang.  Alamak! jangan-jangan anak-anak ini sudah pada lupa cara ngobrol dengan teman-teman mereka sendiri. Waduh !



Komentar

  1. Ha..ha.., benar tuh Bucan. Ortu ga sempat bawa ansk ke tukang cukur, takut dicegat si covid di tengah jalan.

    BalasHapus
  2. semoga covid segera berlalu ...Aamiin

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGATASI WRITER'S BLOCK

MATSAMA 2021-2022 : TUNJUKAN TARING (Tangkas dan Ringkas) dan TAMANmu (Tanggungjawab dan Iman) MELALUI DARING.

MEMBONGKAR RAHASIA MENULIS HINGGA MENERBITKAN BUKU